Saat cuaca panas atau selesai berolahraga, biasanya tubuh kamu memproduksi keringat lebih banyak, kan? Tetapi, apa hidung termasuk dalam area yang memproduksi keringat berlebih? Bila kamu memperhatikan, tidak semua orang mengalami hidung berkeringat meski mereka memproduksi keringat berlebih di area tubuh lain. Bahkan ada juga orang yang tetap mengeluarkan keringat di hidung meski dia sedang tidak berkeringat di bagian tubuh lain. Kira-kira apa penyebab hidung berkeringat ini?
Tubuh mengalami proses alami yang disebut termoregulasi. Artinya tubuh kamu mengatur suhu agar tetap dalam keadaan stabil tanpa dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Salah satunya yaitu dengan cara berkeringat. Faktor seperti cuaca, keadaan emosi, olahraga, atau penyakit bisa menjadi pemicu munculnya keringat di bagian tubuh mana saja termasuk di area hidung.
Jumlah keringat yang diproduksi setiap orang tidaklah sama. Tidak sedikit orang yang memproduksi keringat lebih banyak bahkan ada juga yang tidak berkeringat sama sekali meski dalam kondisi dan cuaca yang sama. Kondisi seseorang memproduksi keringat berlebih meski tidak dipengaruhi faktor luar disebut juga dengan istilah hiperhidrosis. Kondisi ini menyebabkan seseorang memproduksi keringat berlebih bahkan tanpa dipicu oleh cuaca atau aktivitas fisik.
Hiperhidrosis bisa muncul di area mana saja termasuk hidung. Nah, bila kamu mengalami hidung berkeringat, bisa jadi karena disebabkan oleh dua hal berikut, yaitu:
Sebenarnya kebanyakan kasus hiperhidrosis tidak diketahui penyebab pastinya dan ini termasuk dalam kategori hiperhidrosis primer. Biasanya kondisi ini terjadi pada anak-anak dengan produksi keringat berlebih di area ketiak, kaki, tangan, kepala, dan wajah. Nah, bila hidung berkeringat dialami oleh anak-anak, bisa jadi mereka mengalami hiperhidrosis primer.
Bila seseorang memproduksi keringat berlebih akibat efek samping dari mengonsumsi obat dan kondisi medis tertentu, maka hal ini termasuk dalam kategori hiperhidrosis sekunder. Penyakit seperti kanker, obesitas, paru-paru, kerusakan kelenjar adrenal, menopause, hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid), hingga kecanduan obat antidepresan bisa menjadi penyebab hiperhidrosis sekunder. Biasanya hiperhidrosis sekunder dialami oleh orang dewasa. Kamu juga bisa berkonsultasi untuk mengetahui apakah hidung berkeringat disebabkan oleh faktor-faktor dalam hiperhidrosis sekunder.
Tidak perlu khawatir! Pasalnya hidung berkeringat termasuk dalam produksi keringat yang normal dan bisa terjadi pada siapa saja. Terlebih keringat bisa muncul di area mana saja termasuk hidung. Tetapi, yang perlu kamu khawatirkan adalah jika tubuh mudah sekali berkeringat dengan jumlah yang cenderung berlebihan. Kemungkinan kamu mengalami hiperhidrosis yang telah dipaparkan di atas. Maka dari itu, kamu perlu berkonsultasi pada ahli kesehatan jika mengalami masalah keringat berlebihan meski tidak melakukan aktivitas berat dan cuaca tidak panas.
Keringat di hidung atau bagian lain di tubuh kamu bukan menjadi masalah karena itu bagian dari proses alami tubuh. Namun, produksi keringat berlebihan yang tidak wajar memang patut mendapatkan perhatian khusus. Jadi, segeralah berkonsultasi pada ahli kesehatan untuk mengetahui penyebab tersebut dan kamu pun bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.
Jadi, tidak perlu khawatir lagi bila kamu mengalami hidung berkeringat. Ingat, proses berkeringat sangatlah penting agar tubuh tetap bisa menstabilkan suhu normalnya. Namun, jika kamu merasa risih dengan produksi keringat yang berlebih terutama setelah berolahraga dan cuaca sedang panas, kamu bisa mengatasinya! Salah satunya yaitu dengan menggunakan Rexona Ice Cool Deodorant Spray yang akan memberikan perlindungan 48 jam dari keringat dan bau badan dan akan memberikan kesegaran sepanjang hari, sehingga kamu tidak perlu takut berkeringat dan tidak akan ragu untuk tetap aktif bergerak meski cuaca sedang panas.